Wednesday, April 29, 2009

, ,

Pengembangan Papan Bimbingan Online

Berkaitan dengan media Papan Bimbingan, selama ini dalam pelaksanaan layanan informasi Bimbingan dan Konseling di sekolah masih menggunakan metode Papan Bimbingan yang ditempel di papan pengumuman sekolah, sehingga kadang materi papan bimbingan tercampur dengan beberapa pengumuman sekolah. Padahal Papan Bimbingan ini sendiri seharusnya berada terpisah dengan pengumuman yang di sekolah.
 
Menurut Bimo Walgito (2004:183) penggunaan papan bimbingan tempel dinilai tidak efektif jika tidak berada ditempat strategis yang dapat dilihat oleh seluruh siswa. Namun dalam realita, papan bimbingan terlihat rancu dengan papan pengumuman maupun dengan majalah dinding yang dibuat oleh siswa.

Tak hanya itu saja, papan bimbingan tempel juga tidak memuat informasi yang banyak sehingga perlu diupdate berulangkali, namun terkadang peng-update-tan informasi tersebut terlalaikan karena kesibukkan guru dengan masalah–masalah pada siswa atau program layanan yang lain.

Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, bidang Bimbingan dan Konseling harus mampu memanfaatkan teknologi tersebut. Dengan munculnya internet, kurikulum 2004 tentang mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, bahkan dengan adanya kelas belajar di sekolah yang berbasis internet (Kelas ICT), BK ditantang untuk mampu mengakomodir kebutuhan para peserta didik tersebut. Sesuai dengan perkembangan IPTEK dalam Landasan BK, maka penguasaan IPTEK (terutama teknologi informasi) harus dikuasai karena BK harus mampu berjalan sesuia dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih.

Perkembangan teknologi informasi di Indonesia saat ini semakin mudah untuk diakses siapapun. Kemudahan akses terhadap internet oleh siapapun dipandang bisa menjadi latar belakang untuk melaksanakan bimbingan di internet, khususnya untuk membantu siswa yang sudah menggunakan internet dalam kebiasaan belajarnya atau siswa kelas ICT. Kemudahan penggunaan internet juga ditunjukkan dengan munculnya website yang menyediakan fasilitas free weblog atau blog yang dapat digunakan oleh setiap orang tanpa harus memahami bahasa pemprograman komputer.

Dari beberapa hal diatas, blog bisa menjadi alternatif media untuk papan bimbingan yang terhubung dengan jaringan internet yang dapat menampung berbagai informasi tanpa harus bingung dengan bahasa pemrograman komputer (HTML) untuk mengupdate dan mendesain agar siswa tertarik untuk melihat papan bimbingan.
 
Hal itu lah yang membuat peneliti melakukan penelitian pengembangan ini, yaitu membuat papan bimbingan online yang terhubung dengan jaringan internet dengan menggunakan blog. Blog dipandang bisa menjadi salah satu alternatif media untuk membuat papan bimbingan yang dapat di tampilkan secara online, karena user (guru pembimbing) dapat membuat blog tanpa harus mempelajari bahasa pemprograman komputer untuk bisa membuat sebuah blog, yaitu melalui website blog engine yang memiliki fasilitas free-blog untuk siapapun yang mendaftar.
 
Produk yang akan peneliti hasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah Papan Bimbingan Online yang dibuat dengan menggunakan blog enggine di www.blogspot.com. Didalam Papan Bimbingan Online tersebut, akan ditampilkan layanan bimbingan dan layanan konseling serta layanan kotak masalah.
 
Layanan yang akan dimasukkan adalah dalam Papan Bimbingan Online ini adalah:

1. Layanan informasi tentang 4 bidang layanan BK yang sesuai dengan bidang layanan dalam silabus BK SMA Muhammdiyah 1 Yogyakarta yaitu:
  • Bidang Layanan Pribadi
  • Bidang Layanan Sosial
  • Bidang Layanan Belajar
  • Bidang Layanan Karir.
Dari materi-materi yang akan disampaikan tersebut, siswa dapat juga berinteraksi dengan guru pembimbing tentang materi yang ditampilkan dengan memberikan komentar atau bertanya pada link komentar materi pada setiap materi yang ingin dipahaminya.

2. Layanan Konseling terhadap siswa, yaitu:
  • Layanan Konseling Individu, adapun fasilitas internet yang digunakan adalah chat dengan Yahoo Massanger.
  • Layanan Konseling kelompok, adapun fasilitas internet yang digunakan adalah forum diskusi phBB.
  • Kotak Masalah untuk siswa,
Dalam pelaksanaan layanan kotak masalah, fasilitas internet yang digunakan atau ditampilkan dalam Papan Bimbinga Online ini adalah email yang di buat di website www.yahoo.com.


Catatan : tulisan berasal dari sebuah skripsi, Faiz Mudhokhi, PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINEDENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA, Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNY, 2009
Continue reading Pengembangan Papan Bimbingan Online
, ,

Pendidikan dan Teknologi Informasi - Part 1 Blog di Internet

Pengertian Blog
Menurut Enda Nasution dalam tulisannya di Apa Itu Blog? (2008) yang mengutip tulisan John Barger menjelaskan bahwa, blog adalah kependekan dari weblog. Istilah ini digunakan John Barger untuk menyebut website pribadi yang selalu diupdate secara kontinyu dan berisi link-link menuju website lain yang mereka anggap menarik, disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.
 
Sejalan dengan pengertian tersebut, dalam website Webster’s New Millenium Dictionary of English menyatakan bahwa blog adalah

a personal website that provides updated headlines and news articles of other sites that are of interest to the user, also may include journal entries, commentaries, and recommendations compiled by user; also written weblog; weblog also called blog.”

Yang artinya; blog merupakan sebuah aplikasi web pribadi yang berisi tentang artikel berita dan isu-isu aktual yang berasal dari situs lain yang disukai oleh penulis (blog), juga didalamnya terdapat tulisan, komentar- komentar, dan rekomendasi yang ditulis oleh pembaca blog ; juga penulis blog; weblog juga disebut blog”.
 
Sedangkan menurut tulisan yang ada di Wikipedia Bahasa Indonesia (2008) menjelaskan bahwa weblog adalah sebuah aplkiasi web yang memuat secara peridok tulisan-tulisan (posting) pada sebuah website umum. Situs web semacam ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari pengguna blog tersebut.
 
Selain itu Ridwan Sanjaya juga menjelaskan bahwa media yang disebut weblog atau blog merupakan jawaban bagi masyarakat yang ingin memiliki website sendiri namun tidak menguasi bahasa pemprograman (html/xml) yang digunakan. Blog juga sebetulnya hanya merupakan salah satu bentuk website yang juga dapat dilihat dengan menggunakan web browser pada umumnya (2007: 2)
 
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa blog merupakan sebuah media web yang berada dalam internet (online) yang berisi tulisan, opini, berita, maupun artikel yang disukai oleh pembuat blog (blogger), dan juga mempunyai link-link menuju ke website lain atau ke topic lain serta dikelola secara interaktif dan dapat diperbarui kapan dan dimana pun.
 
Pengguna Blog

Pada saat ini, pengguna blog di internet sudah semakin banyak. Sejak kemunculan istilah ini di internet pada tahun 1997 hingga sekarang, pengguna blog mengalami perkembangan yang sangat signifikan, apalagi ditambah dengan kemunculan layanan blogger.com yang memungkinkan siapapun dengan pengetahuan dasar tentang HTML dapat menciptakan blog-nya dengan sendiri secara online dan gratis. Blogger.com sendiri saat ini telah memiliki lebih dari 100.000 pengguna blog atau sering disebut blogger (Enda Nasution, 2008)
Mengenai pengguna blog, Kukuh Prakoso (2006:6) menjelaskan dengan mengutip Evan William, pendiri Blogger.com, bahwa: “mayortitas blogger adalah anak muda atau mahasiswa dan banyak diantara mereka yang menggunakan untuk berkomunikasi dengan teman-temannya. Blogger kebanyakan memang terdiri atas penulis muda yang dinamis, extraordinary, dan mempunyai opini untuk segala hal. Mereka adalah generasi yang tidak takut berpendapat dan mengungkapkan pendapat mereka”

Sejalan dengan hal itu, Ridwan Sanjaya juga menegaskan bahwa awalnya blog diperkirakan hanya akan menjadi sebuah tren, namun akhirnya berkembang menjadi sebuah budaya tersendiri dikalangan pengguna internet. Budaya untuk menuliskan berbagai catatan di internet untuk diperlihatkan kepada publik ternyata disukai oleh banyak anak muda bahkan orang tua. Banyaknya jumlah pengguna blog tanpa mengenal batasan usia dan profesi ini, salah satunya disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penyedia layanan blog di internet. Selain banyak yang bersifat gratis, umunya operasional blog cukup mudah.(2007:3)
 
Hal yang senada juga diungkap kan Kukuh Prakoso bahwa saat ini blogger dapat berasal dari semua lapisan, namun syarat utamanya adalah mereka harus mengetahui tentang internet dan mau mencoba menggunakan blog. Mereka (blogger) tidak harus ahli HTML karena banyak komunitas blog telah memberikan kemudahan bagi penggunanya. Melihat hal ini, blogger bukanlah tempat kawula muda saja (2006:6)
 
Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bila dengan kemudahan pembuatan dan pengelolaan blog maka siapa saja bisa menjadi blogger atau pemilik blog. Dalam perkembangan blog di Indonesia pada saat ini, blog sudah digunakan oleh beberapa kalangan akademisi sebagai media belajar peserta didiknya. Sebagai media belajar, siswa atau peserta didik dapat mengakses materi atau sumber belajar yang digunakan oleh Guru. Selain itu, peserta didik yang mengakses juga dapat melakukan interaksi dengan berkomentar ataupun dengan bertanya pada materi yang ada.
 
Dengan kemudahan ini pula, dapat memicu perkembangan konselor atau seorang Guru BK untuk dapat membuat media bimbingan dengan blog. Seseorang Guru BK yang tidak memahami bahasa pemprograman komputer (HTML/XML) pun bisa membuat blog untuk membuat blog yang kemudian dapat digunakan sebagai Papan Bimbingan Online.


Manfaat Blog

Dalam perkembangannya, manfaat blog saat ini tidak hanya untuk mempublikasi tulisan-tulisan pribadi blogger, namun juga dapat dimanfaatkan sebagai media diskusi antar pembaca blog dan blogger. Hal ini disebabkan pembaca dapat memberikan komentar terhadap tulisan atau artikel pada blog tersebut. Hal itu juga dijelaskan oleh Enda Nasution bahwa keinteraktifan adalah hal lain yang didapatkan dari blog. Internet bukan saja memungkinkan para blogger memberikan opini dan komentar mereka tentang suatu isu, tapi juga memungkinkan par pembaca blog menuliskan opininya pada opini yang ia baca (Enda Nasution, 2008)
Ridwan Sanjaya pun juga berpendapat senada dengan hal tersebut bahwa blog dapat menjembatani komunikasi antara pemilik dan pengunjung. Pengunjung blog dapat memberikan komentar balik, sanggahan, ataupun catatan tambahan di dalam blog yang kita tulis. Semakin banyak komentar dari pengunjung, blog tersebut akan semakin popular (2007:4)

Sedangkan menurut tulisan Muhammad Ikhsan (2008) berpendapat bahwa blog bisa digunakan dalam pendidikan, antara lain:
  • Menuliskan apapun tentang kegiatan di sekolah, seperti menceritakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, inovasi dalam media dan metode mengajar..
  • Menjadi cermin evaluasi diri karena tulisan-tulisan dikomentari oleh berbagai orang dengan berbagai sudut pandang sehingga kita belajar memahami berbagai karakter orang dan sudut pandang seseorang dalam menyikapi.
  • Menguji kualitas tulisan-tulisan. Apabila banyak orang yang menyukai tulisannya maka dia akan sukses menjadi penulis berbakat.
  • Ajang sosialisasi antar pengguna blog (blogger)
  • Menyusun kekuatan opini
  • Mendatangkan pendapatan tambahan dari kumpulan tulisan- tulisan jika dijadikan buku.
Dari beberapa pandangan tentang manfaat blog diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa blog mampu untuk dijadikan media interaksi antara Guru BK dan murid. Selain itu informasi yang ditampilkan pun dapat menjadi sumber informasi bimbingan yang bisa membantu siswa.

Catatan : tulisan berasal dari sebuah skripsi, Faiz Mudhokhi, PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINEDENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA, Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNY, 2009
Continue reading Pendidikan dan Teknologi Informasi - Part 1 Blog di Internet
, ,

Pendidikan dan Teknologi Informasi - Part 2 Kelas ICT (Information Communication Technology/Teknologi Informasi dan Komunikasi)

Diakui atau tidak diakui dalam dunia pendidikan paradigma yang dianut sekarang adalah konstruktivisme. Jika dahulu pengetahuan siswa bersumber dari guru, dan siswa dianggap sebagai gelas kosong yang siap diisi. Maka dengan paradigma konstruktivisme, siswa harus dianggap memiliki pengetahuan awal, dan tugas guru hanya mengkonstruksinya. Siswa pun diibaratkan tanaman yang sudah punya potensi untuk tumbuh dan berkembang, sedangkan guru hanya berfungsi sebagai penyiram yang membantu tanaman (siswa) tumbuh dan berkembang dengan baik. Akibatnya, peran guru berubah dari pengajar menjadi fasilitator dengan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center), tidak lagi berpusat pada guru (teacher center). Proses belajar mengajar (PBM) bersifat memandirikan siswa dalam mengeksplorasi rasa keingintahuannya dan memecahkan masalah yang diberikan guru. Konsekuensi dari bergulirnya paradigma ini memerlukan sumber belajar yang banyak. (R.Bambang Aryan, 2008)

Dari salah satu latar belakang diatas itulah yang memunculkan wacana pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology) selanjutnya disebut Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sekarang ini telah menjadi trend tersendiri dalam dunia pendidikan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) melalui peningkatan kualitas pendidikan. (Wijaya Kusumah, 2008). Menurut pandangan R. Bambang Aryan (2008), hal tersebut dikarenakan ICT mampu menyajikan teks nonsekuensial, nonlinear, dan multidimensional dengan percabangan tautan dan simpul secara interaktif. Tampilan tersebut akan membuat pengguna (user) lebih leluasa memilih, mensintesa, dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahaminya. Sehingga komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran, karena komputer tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi, seperti yang diinginkan. Berbeda dengan guru, guru tak mungkin menjelaskan hal yang sama terus menerus pada siswa yang lambat. Selain itu siswa yang cepat pun dapat terus berlari tanpa perlu dihalangi dan distandarisasi sama dengan siswa lainnya. Inilah iklim afektif dari pemanfaatan ICT dalam pembelajaran.

Selain itu, dalam perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin hari semakin cepat mengharuskan kita untuk mempelajari dan dapat menggunakan perangkat teknologi tersebut. Agar tidak tertinggal di bidang informasi dan komunikasi, Departemen Pendidikan Nasional, telah memperkenalkan secara lebih serius akan pentingnya bidang informasi dan komunikasi. Hal ini terlihat dari materi TIK yang sudah mulai diajarkan dari jenjang SMP pada kurikulum baru, yaitu kurikulum 2004. Media pembelajaran dengan menggunakan internet belum banyak diterapkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya sekolah-sekolah penyelenggara program kelas akselerasi. Sementara internet saat ini sudah lebih mudah diakses oleh siapa saja dengan biaya yang sangat terjangkau. Dengan menggunakan internet, pembelajaran berorientasi pada siswa, bukan berorientasi pada guru seperti pada pelajaran konvensional. (Wijaya Kusumah, 2008)

Menurut pandangan Wijaya Kusumah (2008), menjelaskan bahwa saat ini pembelajaran ICT sangat cocok diterapkan di kelas akselerasi, karena siswa akan dapat dengan mudah mencari informasi dan berkomunikasi serta mencari pengetahuan tambahan melalui media internet. Penyelenggaraan kelas akselerasi (percepatan belajar) dianggap sebagai salah satu alternatif bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan di atas rata rata. Ketika mereka digembleng dan disatukan dalam satu kelas, maka akan terjadi persaingan yang sangat ketat, sehingga selisih nilai yang sedikit saja dapat mempengaruhi mental belajar mereka di sekolah.

Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, sejak tahun ajaran 2006/2007 telah membuka Kelas Berbasis ICT (Information Communication Technology) yang menggandeng sekolah partner di luar negeri yakni Bonpo Middle School, sekolah berbasis ICT terbaik di Korea Selatan, berdasarkan penunjukkan dari Balitbang Depdiknas Jakarta nomor:2059/GI/N/2006 tanggal 23 Juni 2006. Dalam pelaksanaan penerimaan siswa Kelas ICT tersebut, SMA Muhammadiyah 1  Yogyakarta juga memiliki beberapa persyaratan khusus, seperti memiliki minat yang tinggi terhadap Bahasa Inggris, menguasai pengoperasian komputer dan media online, dan juga memiliki laptop (Flyer Informasi Pembukaan Kelas ICT tahun ajaran 2006/2007, 2006).

Mengenai persyaratan kepemilikan dan penggunaan laptop diatas juga didukung oleh pernyataan R.Bambang Aryan (2008) bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengelolaan kelas berbasis ICT, diantaranya adalah:
  1. Penggunaan ICT sebaiknya dibagi dalam tiga katagori,  yaitu one laptop for all students, one student one laptop, dan one laptop for four students.
  2. Pengunaan ICT bersifat one laptop for all student digunakan pada saat guru memberikan konsep dasar yang harus dikuasai siswa secara menyeluruh. Adapun one student one laptop dan one laptop for four students digunakan untuk tahap pengembangan konsep, yang memerlukan aktifitas eksplorasi atau pemecahan masalah.
  3. Penggunaan fasilitas hendaknya tidak terlalu sering bersifat individual, yaitu one student one laptop, tetapi sesekali harus diberikan fasilitas bersifat kerjasama, one laptop for four student.
  4. Guru harus menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penggunaan ICT dikelas. SOP ini mengajarkan siswa akan pentingnya tanggung jawab
  5. Guru merancang kelas yang berbasis ICT yang bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Harus dibedakan tempat duduk siswa ketika kebutuhannya one laptop for all students, one student one laptop, dan one laptop for four students
Dalam pendesainan kelas ICT, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta mendesain kelas sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran akan menggunakan pendekatan Problem Based Learning (PBL) dan Ubiquitous Learning serta ICT terintegrasi dalam proses pembelajaran. Pendekatan Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran berbasis masalah dimana masalah sebagai titik acuan proses pembelajaran. PBL bukan problem solving yang solusinya sudah diketahui, tetapi sebuah proses pembelajaran untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan yang dihadapi umat manusia dimana siswa dan fasilitator tidak mengetahui solusi yang akan diajukan (Flyer Informasi Pembukaan Kelas ICT tahun ajaran 2006/2007, 2006)

Mengenai pengadaan kelas ICT ini disekolah-sekolah, dapat dijelaskan bahwa Kelas ICT merupakan sebuah kelas khusus disekolah dimana siswa kelas tersebut dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan media Teknologi Informasi dan Komunikasi  sebagai sumber belajar. Pada kelas tersebut, siswa akan dapat dengan mudah mencari informasi dan berkomunikasi serta mencari pengetahuan tambahan melalui media internet.

Pengadaan kelas ini merupakan salah satu perkembangan pendidikan Indonesia yaitu dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran. Perubahan model pembelajaran dikelas yang awalnya berpusat pada guru (teacher center) berubah menjadi berpusat pada murid (student center) yang akhirnya merubaah peran guru dari pengajar menjadi fasilitator, merupakan perkembangan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang juga dihadapi oleh guru-guru saat ini, sehingga guru harus semakin sadar perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang saat ini.


Catatan : tulisan berasal dari sebuah skripsi, Faiz Mudhokhi, PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINEDENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA, Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNY, 2009

Continue reading Pendidikan dan Teknologi Informasi - Part 2 Kelas ICT (Information Communication Technology/Teknologi Informasi dan Komunikasi)
, ,

Pendidikan dan Teknologi Informasi - Part 1 Teknologi Informasi di Sekolah

Teknologi informasi menurut Wikipedia Bahasa Indonesia yang dikutip dari website wikipedia (2008), merupakan sebuah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Senada pengertian tersebut, menurut Abdul Kadir (2005:2) mengutip Martin (1999) memiliki pendapat bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh William dan Swayer (2003) yang dikutip Abdul Kadir (2005:2) yang menyatakan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah seperangkat media atau alat yang berhubungan dengan komputer baik hardware maupun software yang digunakan untuk memproses, menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi dalm bentuk data, suara, dan video.

Budi Raharjo (2000:1) menjelaskan bahwa sejarah perkembangan teknologi informasi dan internet yang pertama kali muncul di Negara Amerika, memang tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Hal ini karena internet di Amerika mulai tumbuh dari lingkungan akademis (NFSNET). Demikian pula internet di Indonesia mulai tumbuh di lingkungan akademis (UI dan ITB), yang kemudian dunia bisnis mulai menggunakan internet untuk kepentingan pemasaran.

Kemajuan teknologi informasi terutama internet pada bidang pendidikan di daerah Asia Tenggara dimulai sejak tahun 2000, terutama untuk sekolah. Kemudian, hal inilah yang menjadi jadi latar belakang ditanda tanganinya Deklarasi SEAMEO Regional Cooperation on Quality and Equity in Education pada SEAMEO Council Conference di bulan Maret 2002 di Chiang Mai, Thailand yang ditandatangani sepuluh menteri pendidikan se-Asia Tenggara. Deklarasi tersebut menjadi awal permulaan pendayagunaan teknologi pendidikan yang dikenal dengan istilah Teknologi Komunikasi dan Informasi (Information and Communication Technology/ICT), dimana hal ini diyakini sebagai salah satu cara strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan serta memperluas kesempatan belajar bagi semua peserta didik yang dapat dilakukan dimana dan kapan saja (Arief S. Sadiman, 2004: 83).
 
Awal masuknya teknologi informasi dan medianya di Indonesia pada bidang pendidikan muncul pada sistem pengajaran berbasis multimedia (teknologi yang melibatkan teks, gambar, suara, dan video) yang dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian (Abdul Kadir, 2004:24). Dalam perkembangan teknologi informasi di Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2004 memasukkan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum. Menurut Unggul Wahyono (2008: 5) menjelaskan bahwa dalam Kurikulum TIK 2004 memiliki visi agar siswa dapat menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktivitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradabtasi dengan perkembangan yang baru.

Hal ini dilatar belakangi bahwa penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi sangat krusial untuk mampu bertahan dan bersaing. Dengan memasukkan materi Teknologi Informasi dan Komunikasi ke dalam kurikulum merupakan respon yang terbaik dalam menghadapi hal tersebut. Penerapan dan aplikasi teknologi informasi yang tepat dalam sekolah dan dunia pendidikan merupakan salah satu faktor kunci penting untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dari bangsa lain (Puskur Depdiknas, 2007, 1)
 
Dalam UU No.2 Tahun 2000 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuainnya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan IPTEK serta jenjang masing-masing satuan pendidikan. Salah satu mata pelajaran yang mendukung perkembangan IPTEK yaitu Teknologi Informasi dan Komunikasi. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada saat ini merupakan salah satu bangunan dasar pembentuk masyarakat modern. Sudah banyak negara yang mengarahkan perkembangan masyarakatnya untuk memahami dan menguasai TIK sebagai bagian kurikulum inti di lembaga pendidikan formal. (Puskur Depdiknas, 2007: 8)

Oleh karena itu, dari pemaparan diatas maka dapat bahwa Teknologi Informasi merupakan seperangkat media atau alat yang berhubungan dengan komputer baik hardware maupun software yang digunakan untuk memproses, menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi dalm bentuk data, suara, dan video. Selain itu, dalam proses penyampaian informasi tersebut dari pengirim ke penerima terasa lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya. Untuk menjawab tantangan globalisasi yang saat ini semakin dirasakan masyarakat Indonesia, maka sudah seharusnya teknologi informasi sudah sejak dini dikenalkan dan dipahami peserta didik, sehingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan perkembangan dunia pendidikan Indonesia tidak akan tertinggal oleh bangsa lain didunia.

Catatan : tulisan berasal dari sebuah skripsi, Faiz Mudhokhi, PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINEDENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA, Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNY, 2009
Continue reading Pendidikan dan Teknologi Informasi - Part 1 Teknologi Informasi di Sekolah
, ,

Bimbingan dan Konseling dalam Teknologi Informasi

Menurut Kartadinata (2002) menjelaskan bahwa tatanan kehidupan abad 21 sebagai era globalisasi, ditopang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Dengan teknologi (terutama teknologi informasi), umat manusia benar-benar menjadi satu. Nampaknya tidak ada lagi sudut-sudut wilayah bumi yang tersekat dan terisolasi berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi itu. Kini umat manusia bukan lagi berbicara jarak antara suatu negara dengan negara lainnya yang dihitung dalam satuan hari atau jam, melainkan dalam hitungan detik karena cybernet dan cybernation (Uman Suherman, 2007:5).

Dalam perkembangan masyarakat global saat ini, tidak dapat disangkal bahwa saat ini kita hidup dalam dunia teknologi. Hampir seluruh sisi kehidupan kita bergantung pada kecanggihan teknologi, terutama teknologi komunikasi. Menurut Devi Ari Mariani (Pelling, 2002) ketergantungan kepada teknologi ini tidak saja di kantor, tetapi sampai di rumah-rumah. Bahkan konseling sebagai usaha bantuan kepada siswa, saat ini telah mengalami perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perubahan ini dapat ditemukan pada bagaimana teori-teori konseling muncul sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau bagaimana media teknologi bersinggungan dengan dengan konseling. Media dalam konseling tersebut antara lain adalah komputer dan perangkat audio visual
 
Mendukung pernyataan Pelling tentang terjadi perubahan teori-teori konseling, saat ini ada beberapa istilah yang muncul berkaitan dengan internet, seperti Cyberspace, Cybermedia, CyberMall, dan Cybercounseling. Dengan istilah ini seolah-olah kita berhubungan dengan dunia yang serba maya, padahal sesungguhnya ini tidak demikian, memang kalau media tersebut hanya berupa website saja mungkin bisa dikatakan sebagai dunia maya, namun kini sudah bisa dilakukan interaksi secara langsung dengan memanfaatkan teknologi Messanger, ataupun MIRC. Perkembangan itulah yang kini membuat konseling tidak hanya dilakukan dengan metode face to face tapi juga melalui media komunikasi internet (Tutang, 2008)

Devi Ari Mariani (2008) juga menegaskan bahwa komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Pelling (2002) bahwa penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.

Senada dengan pernyataan Pelling, menurut Tutang (2008) dengan teknologi jaringan (internet) tersebut tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini, melainkan hampir sebagian besar proses belajar mengajar termasuk BK (Bimbingan Konseling) atau Bimbingan Karier sudah bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini. Selain itu, Pearson (dalam Pelling 2002; Hohenshill, 2000) menjelaskan dalam tulisan Devi Ari Mariani (2008) bahwa data-data yang didapat melalu internet, dapat dianggap sebagai data yang dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal. Data atau informasi yang didapat melalui internet adalah data- data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh semua orang di muka bumi. Sehingga kecil kemungkinan jika data yang dimasukkan berupa data-data sampah

Menurut pandangan Devi Ari Mariani (2008), sebagai contoh penggunaan internet pada saat ini dapat kita lihat di internet tentang profil sebuah perguruan tinggi. Bahkan, informasi yang didapat tidak sebatas pada perguruan tinggi saja, tetapi bisa sampai masing-masing program studi dan bahkan sampai pada kurikulum yang dipergunakan oleh masing-masing program studi. Data-data yang didapat oleh siswa pada akhirnya menjadi suatu dasar pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja, pendampingan konselor sekolah dalam hal ini sangat diperlukan.

Sedangkan menurut pandangan Tutang (2008) menjelaskan bahwa perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan termasuk Bimbingan dan Konseling. Komunikasi antara guru dengan siswa dapat dilakukan dengan berbagai media yang tersedia saat ini seperti telpon, Internet, Intranet dan lain-lain. Dari sekian banyak teknologi yang murah dan mulai banyak digunakan sebagai media komunikasi antara murid dan guru atau antara dosen dengan mahasiswanya adalah penggunaan e-mail. E-mail adalah salah satu sarana yang ada di jaringan Internet yang paling murah dan bisa digunakan untuk saling tukar menukar informasi, ataupun untuk menyampaikan materi.

Hal yang hampir senada juga diungkapkan oleh Devi Ari Mariani (2008) yang mengutip Baggerly (2002) bahwa penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti:
  1. Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
  2. Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;
  3. Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan;
  4. Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
  5. Tidak akan memunculkan kebosanan;
  6. Dapat ditemukan silabus, ataupun kurikulum melalui website; dan
  7. Terdapat pengaturan yang baik

Berkaitan dengan jaringan internet, Tutang (2008) juga memberikan pandangan bahwa dengan teknologi khususnya jaringan komputer baik intranet atau internet, proses belajar mengajar, proses interaksi antara konselor dan klien bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan demikian peran teknologi tinggi dalam dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan maksimal.

Sependapat dengan hal tersebut, Bambang Gunawan (2008) menyatakan bahwa yang ideal adalah setiap guru Bimbingan dan Konseling punya komputer yang bisa akses internet sehingga bisa membaca dari rumah masing-masing. Bisa juga memanfaatkan fasilitas yang disediakan di sekolah masing-masing. Kini sudah banyak sekolah yang sudah menyediakan akses internet untuk guru bahkan untuk siswanya. Kalau di rumah atau di sekolah belum ada tentu bisa memanfaatkan warnet yang kini banyak ditemui di mana- mana.
Mendukung hal diatas, perkembangan IPTEK (terutama teknologi informasi) bidang BK yang termasuk dalam Landasan BK merupakan upaya untuk meningkatkan efektifitas penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling profesionaal, maka pekerjaan profesi itu harus ditata berlandaskan tuntutan masyarakat pengguna juga mengacu pada rujukan teori-teori yang berkenaan dengan landasan filosofis, sosiologis, psikologis, sosio-kultur, dan sistem nilai baik yang bersifat umum maupun keagamaan (Uman Suherman, 2007:2)

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam BK merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan layanan BK profesional. Dengan bermacam kemudahan dan fasilitas yang disediakan komputer yang terhubung dengan jaringan internet, maka bidang bimbingan dan konseling pun mampu memanfaatkan Teknologi Informasi untuk kepentingan layanan BK pada siswa.

Catatan : tulisan berasal dari sebuah skripsi, Faiz Mudhokhi, PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINEDENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA, Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNY, 2009
Continue reading Bimbingan dan Konseling dalam Teknologi Informasi
, ,

Kajian Tentang Papan Bimbingan dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Dalam salah satu layanan bimbingan dan konseling, terdapat jenis layanan informasi yang bertujuan untuk memberikan siswa informasi  tentang  berbagai macam hal yang mendukung keberhasilan dalam hidupnya. Salah satu media layanan informasi itu adalah papan bimbingan. Berkaitan dengan hal tersebut, Achmad Juntika Nurihsan (2005: 35) menjelaskan bahwa kegiatan utama layanan dasar bimbingan, responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem, dalam implementasinya didukung dengan beberapa jenis layanan. Salah satunya adalah layanan informasi yang merupakan layanan dalam memberikan sejumlah informasi kepada peserta didik. Tujuan layanan ini adalah agar peserta memiliki informasi yang memadai baik informasi tentang dirinya maupun informasi tentang lingkungannya. Informasi yang diterima oleh siswa merupakan bantuan dalam membuat keputusan secara tepat.

Dalam buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah menyatakan bahwa papan bimbingan adalah papan yang memuat hal-hal yang perlu diketahui oleh siswa, sehingga papan bimbingan tersebut memuat informasi-informasi siswa serta materi-materi yang mengundang unsur bimbingan. Selain itu, dapat juga di dalamnya sebagai tempat menempelkan pengumuman, karikatur, gambar-gambar dan sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan bimbingan (2000 : 91).

Menurut Widodo (Rinda, 2009), Papan Bimbingan merupakan alat yang digunakan untuk melakukan teknik ekspositori. Teknik ekspositori adalah teknik pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh- contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat. Penggunaan teknik ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung. Mengenai beberapa hal tentang papan bimbingan, menurut Bimo Walgito (2004:    183)    menjelaskan    bahwa penyelenggaraan Papan    Bimbingan merupakan salah satu aspek kegiatan untuk merealisasikan bimbingan dan konseling di sekolah. Berdasarkan tujuan dari layanan informasi bahwa tujuan layanan informasi adalah membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemamahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat (Prayitno: 1997: 76), maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembentukkan papan bimbingan adalah memberikan informasi yang jelas untuk membekali individu (siswa) dalam hidupnya. Menurut Dinamika UNY, menjelaskan bahwa Papan Bimbingan adalah alat atau media yang digunakan untuk menginformasikan atauu memberitahukan sesuatu seperti: petunjuk kegiatan, materi.

Bimo Walgito (2004: 183) juga mengungkapkan, bahwa pada papan bimbinganlah anak-anak dapat melihat hal-hal yang perlu mereka ketahui. Karena dalam papan bimbingan dapat dikemukakan peraturan-peraturan sekolah, bimbingan cara belajar yang baik (secara tertulis), kelanjutan studi. Pada papan bimbingan dapat dikemukakan peraturan-peraturan sekolah, bimbingan cara belajar yang baik (secara tertulis), ataupun kelanjutan studi. Senada dengan hal itu, dalam buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah (2000 : 91) juga menjelaskan bahwa yang dimuat dalam papan bimbingan seperti: peraturan-peraturan sekolah, kelanjutan studi, informasi pekerjaan, ataupun gambar-gambar yang mengandung unsur bimbingan.
Mendukung pernyataan diatas, Dewa Ketut Sukardi (2002: 44) menjelaskan bahwa layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik. Dalam hal ini, tujuan dari layanan informasi ini selain peserta didik juga kepada orang tua agar menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.

Mengenai syarat-syarat bentuk Papan Bimbingan, Rinda (2009) mengutip Widodo menjelaskan bahwa:
  1. Ukuran papan bimbingan tidak boleh terlalu besar ataupun terlalu kecil,kira-kira 1m x 1,5m
  2. Kata-kata yang digunakan harus jelas tidak boleh menggunakan kata kiasan tapi boleh memakai bahasa non formal
  3. Ukuran hurufnya jangan kecil agar mudah dibaca
  4. Papan Bimbingan harus menarik
  5. Papan Bimbingan gak bisa mudah dipindah-pindah
Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bila papan bimbingan merupakan media informasi BK yang didalamnya terdapat informasi bimbingan yang dapat membantu siswa dalam belajar ataupun dalam membantu memecahkan masalah sehari-hari serta informasi sekolah yang harus diketahui siswa dan ditampilkan dalam bentuk yang menarik, sehingga siswa tertarik untuk membacanya. Papan Bimbingan ini bertujuan agar membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemamahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
 
Selain itu, berdasarkan isi materi-materi yang disampaikan dalam papan bimbingan, maka papan bimbingan tidak disamakan dengan papan pengumuman ataupun majalah dinding. Hal ini dikarenakan, materi yang disampaikan dalam papan bimbingan dapat berisi tentang informasi yang dapat membantu siswa dalam hidupnya, seperti informasi kelanjutan studi atau informasi bimbingan belajar maupun bidang sosial.

Catatan : tulisan berasal dari sebuah skripsi, Faiz Mudhokhi, PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINEDENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA, Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNY, 2009
Continue reading Kajian Tentang Papan Bimbingan dalam Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
, ,

Kenapa harus ada Papan Bimbingan Online dengan menggunakan blog?

Perkembangan pendidikan di Negara-negara Asia Tenggara telah berkembang pesat. Pendidikan di Indonesia pun mau tak mau harus ikut berkembang agar sumber daya manusianya tidak kalah dengan negara-negara lain. Sejak jatuhnya rezim orde baru pada tahun 1998, Indonesia hampir setiap tahun mengalami perkembangan pada sistem pendidikan.

Pergantian kepemimpinan saat itu juga menjadi sebuah tonggak awal perkembangan pendidikan di Indonesia, yaitu dengan adanya tuntutan anggaran pendidikan sebanyak 20 % dari Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (APBN), sehingga terjadi pula perkembangan pada sistem pendidikan maupun pola-pola pembelajaran di Indonesia.

Pergantian kepemimpinan di Departemen Pendidikan Nasional juga memunculkan beberapa perubahan dalam sistem pendidikan nasional. Salah satu perubahan itu adalah munculnya kurikulum baru, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penerapan kurikulum ini merupakan upaya pemerintah agar meningkatkan kualitas pendidikan dalam menghadapi era globalisasi dan pasar bebas yang tidak mungkin dihindari. Kurikulum menurut Muhroji (2004) dipandang tepat dalam rangka memberikan ketrampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakmenentuan, ketidakpastian dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan.
 
Tidak hanya dunia pendidikan yang terpengaruh oleh jatuhnya orde baru, salah satu hal lainnya adalah perkembangan secara pesat teknologi yang diakses oleh bangsa Indonesia. Dan, bukan hanya sebatas peralatan yang digunakan saja yang berkembang, namun informasi pun berkembang masuk kedalam teknologi atau sering disebut Teknologi Informasi/Information Technology (IT), adapun salah satu bentuk dari perkembangan teknologi informasi itu adalah internet.
 
Internet merupakan salah satu bagian dari jaringan komputer di dunia yang informasi didalamnya dipancarkan melalui satelit dan dapat diakses dimanapun, sehingga apapun informasi yang dimasukkan (upload) ke dalam jaringan internet dapat seketika diketahui oleh pengguna internet diseluruh dunia walaupun informasi didapatkan dari benua yang berbeda.
 
Kemajuan teknologi informasi inilah yang dijawab dengan cepat oleh dunia pendidikan Indonesia, yaitu dengan masuknya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah. Menurut Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa penerapan aplikasi Teknologi Informasi yang tepat dalam sekolah dan dunia pendidikan merupakan salah satu faktor kunci  penting untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dari bangsa-bangsa lain. Penyempurnaan kurikulum dilakukan sebagai respon terhadadap tuntutan perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, tuntutan desentralisasi, dan hak asasi manusia (Depdiknas, 2007: 1). Walau perkembangannya masih terbatas pada sekolah-sekolah tertentu di kota-kota besar di Indonesia, mata pelajaran ini menjadi salah satu wujud bahwa pendidikan tidak boleh tertinggal dengan perkembangan teknologi.
 
Sejak tahun 2004, perkembangan dunia pendidikan yang berkaitan dengan teknologi informasi tidak hanya terwujud dalam bentuk mata pelajaran. Namun juga dengan munculnya kelas baru pada sekolah-sekolah di kota-kota besar di Indonesia yang menggunakan teknologi informasi sebagai landasan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yaitu kelas ICT (Information Communication Technology/Teknologi Informasi dan Komunikasi). Siswa dalam kelas ICT sudah menggunakan media Teknologi Informasi dan Komunikasi, seperti komputer multimedia dan internet ketika proses belajar mengajar di kelas.
 
Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai salah satu pendukung dari kegiatan pendidikan harus berkembang mengikuti perkembangan pola pengajaran dan pendidikan di Indonesia. Saat ini, pekerjaan Guru Pembimbing atau BK mulai terlihat jelas dibandingkan ketika zaman orde baru, yaitu dengan munculnya kata konselor dalam UU No.2 Tahun 2000 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peran Guru Pembimbing sangat membantu dalam perkembangan peserta didik, terutama dalam membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam belajarnya. Tak hanya itu saja, pelayanan BK disekolah juga mengalami perkembangan. Jika dulu layanan bimbingan dan konseling hanya menerapkan pola 17 kini pada perkembangannya menjadi lebih terspesifik bidang yang harus digarap oleh guru pembimbing, yaitu dengan munculnya bidang bimbingan Agama, dan bimbingan keluarga sebagai bidang tambahan, atau para ahli BK sering menyebut bidang tersebut masuk dalam pola 17 plus.
 
Dengan berkembangnya teknologi informasi, bidang BK juga harus turut berkembang didalamnya. Hal ini harus dilakukan karena sesuai dengan Landasan BK tentang perkembangan IPTEK. Menurut Kartadinata (2002) dalam tulisan Uman Suherman menjelaskan bahwa tatanan kehidupan abad 21 sebagai era globalisasi, ditopang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Dengan teknologi (terutama teknologi informasi), umat manusia benar-benar menjadi satu. Nampaknya tidak ada lagi sudut-sudut wilayah bumi yang tersekat dan terisolasi berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi itu. Kini umat manusia bukan lagi berbicara jarak antara suatu negara dengan negara lainnya yang dihitung  dalam satuan hari atau jam, melainkan dalam hitungan detik karena cybernet dan cybernation (2007:5).
 
Landasan BK tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan efektifitas penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling profesional, maka pekerjaan profesi itu harus ditata berlandaskan tuntutan masyarakat pengguna juga mengacu pada rujukan teori-teori yang berkenaan dengan landasan filosofis, sosiologis, psikologis, sosio-kultur, dan sistem nilai baik yang bersifat umum maupun keagamaan (Uman Suherman, 2007:2)
 
Sesuai dengan hal diatas, perkembangan Teknologi Informasi (IT) dalam bidang BK saat ini merupakan tantangan berat Guru Pembimbing. Hal ini dikarenakan IT merupakan hal baru bagi mereka dan bila tidak memulai dari saat ini akan membuat BK terlihat tertinggal dari bidang pendidikan lainnya.
 
Pada jenis layanan BK dalam pola 17 terdapat jenis layanan informasi untuk peserta didik. Selama ini, biasanya dalam pelaksanaan layanan informasi atau pemberian informasi dilakukan dengan teknik klasikal atau kelompok, secara massal, ataupun menggunakan media BK seperti, leaflet, pamflet, atau pun Papan Bimbingan Tempel. Dari penggunaan media yang disebut diatas, terdapat salah satu media layanan informasi BK yang selama ini memuat informasi-informasi serta materi-materi yang mengundang unsur bimbingan yang perlu diketahui oleh siswa yaitu Papan Bimbingan. Dalam pelaksanaannya, kadang konsep tampilan Papan Bimbingann hampir sama dengan majalah dinding. Tujuan dari Papan Bimbingan senada dengan pengertian papan bimbingan dalam buku Bimbingan dan Konseling di Sekolah (2000 : 91) yang menyatakan bahwa papan bimbingan adalah papan yang memuat hal-hal yang perlu diketahui oleh siswa, sehingga papan bimbingan tersebut memuat informasi-informasi siswa serta materi-materi yang mengundang unsur bimbingan.
Banyaknya materi bimbingan dan informasi BK yang harus disampaikan kepada siswa mengharuskan guru BK harus selalu memperbaharui materi yang dipasang pada Papan Bimbingan, sehingga tidak jarang apabila materi Papan Bimbingan yang ditempel tidak berubah karena kesibukan guru BK dengan berbagai program yang lain atau karena menangani masalah siswa. Padahal informasi dalam papan bimbingan tersebut bisa membantu siswa dalam memecahkan masalah belajar mereka ataupun kehidupan sehari-sehari.
 
Dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, Guru BK bisa memanfaatkannya dengan untuk memberikan informasi kepada siswa melalui internet. Dengan membuat website yang dapat berisi tentang informasi bimbingan ataupun informasi sekolah, serta materi apapun dapat diperbaharui secara mudah dengan menggunakan komputer yang terhubung jaringan internet. Hal inilah yang dipandang sebagai salah satu layanan informasi yang menunjukkan bahwa BK mampu menjawab tantangan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini.
 
Selain itu, layanan konseling juga masih terbatas pada pelaksanaan konseling face to face. Padahal dengan keberagaman tipe individu atau peserta didik, sebagai contoh adalah individu yang bertipe introvet yang membuat indiividu tersebut sulit untuk menceritakan masalahnya bila dalam kondisi bertatap muka atau secara langsung, seharusnya bisa menjadi celah perkembangan metode konseling dalam perkembangan teknologi saat ini.
 
Teknologi Informasi yang muncul di Indonesia saat ini tidak hanya terlihat dengan maraknya peralatan komputer saja, namun juga teknologi jaringan komputer (computer network). Yang pada awalnya hanya terbatas pada jaringan beberapa komputer yang terhubung, atau sering disebut intranet, yaitu sistem jaringan beberapa komputer yang terhubungan dengan kabel, kini perkembangannya menjadi internet, yaitu sistem jaringan komputer yang menghubungan dengan berjuta-juta penguna komputer yang terhubung dengan ISP (Internet Servis Provider) dimana penghubungnya melalui jaringan satelit. Perkembangan internet ini juga menunjukkan dengan munculnya media-media informasi dengan domain tertentu yang beralamat pada www (world wide web) seperti .com (baca: dot com), atau orang-orang pengguna internet biasa menyebut dengan website.
 
Untuk memiliki sebuah alamat domain tersebut seseorang harus mengeluarkan biaya, dan proses pembuatan website juga harus memiliki keahlian khusus dalam penggunaan bahasa pemprograman (HTML/XML). Namun dengan berkembangannya konsep webpage ini membuat salah satu pengguna internet memunculkan konsep weblog atau familiar dengan sebutan blog, yaitu sebuah website pribadi yang berada dalam sebuah website blog enggine yang menyediakan layanan alamat domain dan tampilan website dimana untuk pengelolaan website pribadi (weblog atau blog) tersebut diserahkan kepada pengguna weblog tersebut dan alamat domain didapatkan secara gratis namun masih berada di website lain.
 
Pada awalnya weblog atau blog ini sering digunakan orang sebagai diary online yang berisi tentang catatan harian seseorang ataupun pemikiran- pemikiran pribadi mereka tentang suatu masalah. Seiring perkembangannya hingga saat ini, blog telah digunakan sebagai media untuk mempublikasikan ide-ide pribadi, namun ada beberapa yang menjadikan blog ini sebagai sumber informasi tentang bermacam-macam bidang keilmuan atau sumber belajar. Hal ini dikarenakan blog dalam pembuatan maupun penggunaannya lebih mudah dari pada membuat website pada umumnya, karena untuk bisa menggunakan blog seseorang tidak harus memahami bahasa pemrograman komputer (HTML/XML).
 
Perkembangan manfaat internet sebagai salah satu media dalam pembelajaran membuat BK harus bisa berkembang pada bidang tersebut, terutama sebagai salah satu bentuk layanan khusus kepada siswa kelas ICT karena mereka dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (PBM) sudah menggunakan internet sebagai salah satu media belajar. Dengan menggunakan internet dalam layanan informasi BK, berbagai bidang bimbingan bisa terkumpul menjadi satu dalam sebuah halaman website. Dengan masuk ke dalam link bidang tertentu, peserta didik dapat memilih layanan informasi bimbingan yang dia butuhkan saat itu.
 
Perkembangan konseling dengan menggunakan internet juga dapat terlaksana dengan menggunakan media interaksi didalam internet, yaitu dengan chating (bercakap langsung lewat tulisan), mailing-list (email group), dan email (Electronic Mail). Setiap media interaksi dalam internet itu juga memiliki fungsi tertentu dalam pelaksanaan konseling, seperti chatting dapat digunakan sebagai media konseling personal (guru pembimbing dan siswa), atau jika masing-masing memiliki fasilitas webcam (web camera) dan head set-mic, guru pembimbing dan siswa dapat saling melihat dan bercakap langsung. Mailing list (milis) dapat digunakan sebagai media konseling kelompok untuk setiap kelas, dan email dapat digunakan sebagai pengganti kotak masalah untuk konsultasi. Bahkan, dibeberapa negara maju pelaksanaan cybercounseling (konseling melalui internet) sudah dilakukan bahkan telah memiliki kode etik tersendiri (www.ncbb.org), namun di Indonesia hal ini masih terbatas dalam wacana pengembangan bimbingan dan konseling berbasis internet.
 
Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, sejak tahun ajaran 2006/2007 telah mengadakan kelas ICT (Information Communication Technology/Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sehari-hari telah menggunakan internet sebagai salah satu media belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti yang dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2007 pada siswa kelas ICT dan Koordinator BK, di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta hingga saat terakhir peneliti ke sekolah pada bulan Februari 2009, belum memiliki layanan Bimbingan dan Konseling berbasis internet, hal ini menunjukkan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling belum sepenuhnya mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik terutama di kelas ICT tersebut. Karena berdasar hasil wawancara dengan siswa kelas ICT tersebut, sebagian besar siswa kelas ICT tersebut mengaku memerlukan adanya layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki layanan BK berbasis internet, hal ini dikarenakan mereka setiap hari mengakses internet, sehingga siswa kelas ICT tersebut bisa mendapatkan layanan informasi bimbingan dan konseling tidak hanya di sekolah saja. Selain itu, guru pembimbing siswa kelas ICT SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga merasa perlu adanya media online yang terhubung dengan jaringan internet agar komunikasi dengan siswa dapat dilakukan tidak hanya dilakukan di sekolah saja.

Berdasarkan realita yang dipaparkan diatas dan pemaparan masalah yang terjadi pada pelaksanaan BK di kelas ICT di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, maka peneliti mengganggap perlu untuk melakukan penelitian pengembangan media layanan informasi pada layanan bimbingan dan konseling SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dengan menghasilkan sebuah Papan Bimbingan Online yang terhubung dengan jaringan internet dengan menggunakan blog agar guru pembimbing mudah untuk membuat dan menggunakannya.


Catatan : tulisan berasal dari sebuah skripsi, Faiz Mudhokhi, PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINEDENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA, Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNY, 2009
Continue reading Kenapa harus ada Papan Bimbingan Online dengan menggunakan blog?
, ,

PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

 
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Papan Bimbingan dengan menggunakan blog yang terhubung dengan jaringan internet dan didalamnya terdapat materi-materi layanan informasi bimbingan serta layanan konseling berbasis internet yang dapat digunakan secara online untuk siswa kelas XI ICT SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan. Model penelitian pengembangan mengacu pada pendapat Borg & Gall yang selanjutnya dimodifikasi oleh peneliti. Produk yang dikembangkan adalah Papan Bimbingan dengan menggunakan blog yang didalamnya terdapat layanan informasi bimbingan dan layanan konseling berbasis internet. Subyek penelitian ini terbagi atas subyek ahli, yaitu ahli materi BK, guru pembimbing kelas XI ICT, dan ahli teknologi informasi, serta subyek uji coba yaitu siswa kelas XI ICT. Penentuan subyek siswa tersebut dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan angket. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi terhadap data kualitatif dan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase terhadap data kuantitatif.

Hasil penelitian pengembangan adalah Papan Bimbingan Online dengan menggunakan blog yang didalamnya terdapat layanan informasi bimbingan dan layanan konseling berbasis internet yang telah diselesaikan dengan melakukan tiga kali tahap uji, yaitu uji ahli (validasi ahli), uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar serta tiga kali tahap revisi, meliputi: revisi berdasarkan uji ahli, revisi berdasarkan uji kelompok kecil, serta revisi berdasarkan uji kelompok besar. Revisi dilakukan meliputi beberapa aspek yaitu aspek tampilan blog, materi serta website tujuan link bidang bimbingan, dan kejelasan penggunaan media interaksi. Berdasarkan hasil penilaian uji coba kelompok kecil, produk Papan Bimbingan Online dengan menggunakan blog yang dikembangkan secara umum mendapatkan penilaian sangat baik dengan nilai persentase 97,2%, sedangkan berdasarkan uji coba kelompok besar, Papan Bimbingan Online dengan menggunakan blog yang dikembangkan secara umum mendapat penilaian sangat baik dengan nilai persentase 95,39%. Dengan demikian, Papan Bimbingan Online dengan menggunakan blog yang didalamnya terdapat layanan informasi bimbingan dan layanan konseling berbasis internet yang dikembangan ini dikatakan sangat baik dan layak digunakan sebagai media layanan informasi bimbingan dan konseling berbasis internet untuk siswa kelas XI ICT.
Kata kunci: papan bimbingan online, bimbingan dan konseling berbasis internet, pengembangan media BK, blog, ICT
Continue reading PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA