Wednesday, April 29, 2009

, ,

Bimbingan dan Konseling dalam Teknologi Informasi

Menurut Kartadinata (2002) menjelaskan bahwa tatanan kehidupan abad 21 sebagai era globalisasi, ditopang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Dengan teknologi (terutama teknologi informasi), umat manusia benar-benar menjadi satu. Nampaknya tidak ada lagi sudut-sudut wilayah bumi yang tersekat dan terisolasi berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi itu. Kini umat manusia bukan lagi berbicara jarak antara suatu negara dengan negara lainnya yang dihitung dalam satuan hari atau jam, melainkan dalam hitungan detik karena cybernet dan cybernation (Uman Suherman, 2007:5).

Dalam perkembangan masyarakat global saat ini, tidak dapat disangkal bahwa saat ini kita hidup dalam dunia teknologi. Hampir seluruh sisi kehidupan kita bergantung pada kecanggihan teknologi, terutama teknologi komunikasi. Menurut Devi Ari Mariani (Pelling, 2002) ketergantungan kepada teknologi ini tidak saja di kantor, tetapi sampai di rumah-rumah. Bahkan konseling sebagai usaha bantuan kepada siswa, saat ini telah mengalami perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perubahan ini dapat ditemukan pada bagaimana teori-teori konseling muncul sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau bagaimana media teknologi bersinggungan dengan dengan konseling. Media dalam konseling tersebut antara lain adalah komputer dan perangkat audio visual
 
Mendukung pernyataan Pelling tentang terjadi perubahan teori-teori konseling, saat ini ada beberapa istilah yang muncul berkaitan dengan internet, seperti Cyberspace, Cybermedia, CyberMall, dan Cybercounseling. Dengan istilah ini seolah-olah kita berhubungan dengan dunia yang serba maya, padahal sesungguhnya ini tidak demikian, memang kalau media tersebut hanya berupa website saja mungkin bisa dikatakan sebagai dunia maya, namun kini sudah bisa dilakukan interaksi secara langsung dengan memanfaatkan teknologi Messanger, ataupun MIRC. Perkembangan itulah yang kini membuat konseling tidak hanya dilakukan dengan metode face to face tapi juga melalui media komunikasi internet (Tutang, 2008)

Devi Ari Mariani (2008) juga menegaskan bahwa komputer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling. Pernyataan tersebut dipertegas oleh Pelling (2002) bahwa penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan keputusan pilihan karir. Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.

Senada dengan pernyataan Pelling, menurut Tutang (2008) dengan teknologi jaringan (internet) tersebut tidak hanya mata kuliah atau bidang studi saja yang bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini, melainkan hampir sebagian besar proses belajar mengajar termasuk BK (Bimbingan Konseling) atau Bimbingan Karier sudah bisa memanfaatkan teknologi tinggi ini. Selain itu, Pearson (dalam Pelling 2002; Hohenshill, 2000) menjelaskan dalam tulisan Devi Ari Mariani (2008) bahwa data-data yang didapat melalu internet, dapat dianggap sebagai data yang dapat dipertanggungjawabkan dan masuk akal. Data atau informasi yang didapat melalui internet adalah data- data yang sudah memiliki tingkat validitas tinggi. Hal ini sangat beralasan, karena data yang ada di internet dapat dibaca oleh semua orang di muka bumi. Sehingga kecil kemungkinan jika data yang dimasukkan berupa data-data sampah

Menurut pandangan Devi Ari Mariani (2008), sebagai contoh penggunaan internet pada saat ini dapat kita lihat di internet tentang profil sebuah perguruan tinggi. Bahkan, informasi yang didapat tidak sebatas pada perguruan tinggi saja, tetapi bisa sampai masing-masing program studi dan bahkan sampai pada kurikulum yang dipergunakan oleh masing-masing program studi. Data-data yang didapat oleh siswa pada akhirnya menjadi suatu dasar pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tentu saja, pendampingan konselor sekolah dalam hal ini sangat diperlukan.

Sedangkan menurut pandangan Tutang (2008) menjelaskan bahwa perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan termasuk Bimbingan dan Konseling. Komunikasi antara guru dengan siswa dapat dilakukan dengan berbagai media yang tersedia saat ini seperti telpon, Internet, Intranet dan lain-lain. Dari sekian banyak teknologi yang murah dan mulai banyak digunakan sebagai media komunikasi antara murid dan guru atau antara dosen dengan mahasiswanya adalah penggunaan e-mail. E-mail adalah salah satu sarana yang ada di jaringan Internet yang paling murah dan bisa digunakan untuk saling tukar menukar informasi, ataupun untuk menyampaikan materi.

Hal yang hampir senada juga diungkapkan oleh Devi Ari Mariani (2008) yang mengutip Baggerly (2002) bahwa penggunaan komputer di kelas sebagai media bimbingan dan konseling akan memiliki beberapa keuntungan seperti:
  1. Akan meningkatkan kreativitas, meningkatkan keingintahuan dan memberikan variasi pengajaran, sehingga kelas akan menjadi lebih menarik;
  2. Akan meningkatkan kunjungan ke web site, terutama yang berhubungan dengan kebutuhan siswa;
  3. Konselor akan memiliki pandangan yang baik dan bijaksana terhadap materi yang diberikan;
  4. Akan memunculkan respon yang positif terhadap penggunaan email;
  5. Tidak akan memunculkan kebosanan;
  6. Dapat ditemukan silabus, ataupun kurikulum melalui website; dan
  7. Terdapat pengaturan yang baik

Berkaitan dengan jaringan internet, Tutang (2008) juga memberikan pandangan bahwa dengan teknologi khususnya jaringan komputer baik intranet atau internet, proses belajar mengajar, proses interaksi antara konselor dan klien bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu. Dengan demikian peran teknologi tinggi dalam dunia pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan maksimal.

Sependapat dengan hal tersebut, Bambang Gunawan (2008) menyatakan bahwa yang ideal adalah setiap guru Bimbingan dan Konseling punya komputer yang bisa akses internet sehingga bisa membaca dari rumah masing-masing. Bisa juga memanfaatkan fasilitas yang disediakan di sekolah masing-masing. Kini sudah banyak sekolah yang sudah menyediakan akses internet untuk guru bahkan untuk siswanya. Kalau di rumah atau di sekolah belum ada tentu bisa memanfaatkan warnet yang kini banyak ditemui di mana- mana.
Mendukung hal diatas, perkembangan IPTEK (terutama teknologi informasi) bidang BK yang termasuk dalam Landasan BK merupakan upaya untuk meningkatkan efektifitas penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling profesionaal, maka pekerjaan profesi itu harus ditata berlandaskan tuntutan masyarakat pengguna juga mengacu pada rujukan teori-teori yang berkenaan dengan landasan filosofis, sosiologis, psikologis, sosio-kultur, dan sistem nilai baik yang bersifat umum maupun keagamaan (Uman Suherman, 2007:2)

Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam BK merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan layanan BK profesional. Dengan bermacam kemudahan dan fasilitas yang disediakan komputer yang terhubung dengan jaringan internet, maka bidang bimbingan dan konseling pun mampu memanfaatkan Teknologi Informasi untuk kepentingan layanan BK pada siswa.

Catatan : tulisan berasal dari sebuah skripsi, Faiz Mudhokhi, PENGEMBANGAN PAPAN BIMBINGAN ONLINEDENGAN MENGGUNAKAN BLOG PADA SISWA KELAS XI ICT DI SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA, Jurusan Bimbingan Konseling FIP UNY, 2009