Saturday, September 20, 2025

Semangat Untuk Berguna Bagi Orang Lain (Sebuah Refleksi untuk Selalu Belajar)

 


"Nama saya Faiz Mudhokhi. Saya tumbuh dengan keyakinan sederhana: hidup ini adalah kesempatan untuk memberi manfaat atau dalam bahasa jawa “migunaning tumraping liyan”. Keyakinan itu yang akhirnya membawa saya menjadi seorang Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di SMKN 3 Yogyakarta, sekolah yang penuh dengan dinamika, cerita perjuangan siswa, dan harapan besar orang tua." 

    Begitu paragraf pertama yang saya tulis dalam esai personal statemen yang saya buat untuk mengikuti seleksi Program Pelatihan Teknik Bimbingan dan Konseling yang diadakan oleh Dirjen GTKPG Kemendikdasmen yang bekerja sama dengan LPDP dan pematerinya nanti dari Monash University Australia. Sebuah pelatihan yang persyaratannya menurut saya cukup menantang; mulai dari persyaratan toefl itp minimal 450, IPK S1 harus diatas 3,00; menurut saya kedua syarat ini sudah sangat mampu menyaring orang-orang untuk mendaftar. Bagi saya yang masuk kuliah ditahun 2003 dan lulus kuliah pada tahun 2009, IPK diatas 3,00 menurut saya hanyalah orang-orang ter-rajin terpilih saja, karena dia pasti ketika kuliah selalu rajin dan bahkan bisa jadi mereka orang-orang yang termasuk lulus S1 cukup 4 tahun saja, tidak seperti saya. Namun untung saja IPK saya pas banget untuk melebihi syarat tersebut, lebih 0,01 saja. 

    Jika berkaitan dengan angka toefl, bagi saya sih saya merasa itu bisa diusahakan dengan belajar saat ini, tidak dengan IPK yang jelas-jelas sudah sangat lampau untuk usaha merubahnya, walaupun IPK S2 saya 3,8 pas dan itu tidak bisa dipakai menjadi syarat agar mungkin saya bisa punya nilai plus karena IPK saya tinggi. Maka dengan bekal yang mepet, karena alhamdulillah Toefl ITP saya adalah 497 jadi saya punya standart minimal dan saya sedikit percaya diri untuk daftar, tak lupa restu atasan juga sangat dibutuhkan, maka saya juga sangat bersyukur jika atasan saya mengizinkan saya untuk mengikuti seleksi ini. 

    Proses seleksi ini menurut saya sangat cepat, tidak sampai 1 minggu, tiba-tiba ada invitation group WA masuk di group Seleksi Wawancara pelatihan ini, jelas-jelas saya sangat bersyukur, namun juga semakin tidak percaya diri karena proses wawancara menggunakan bahasa inggris. Setelah jadwal wawancara keluar, ada beberapa strategi yang segera saya lakukan, yaitu segera menterjemahkan esai yang sudah saya tulis, karena sepertinya ada keyakinan jika wawancara besok materinya adalah apa yang sudah saya tulis, dengan bekal itu saya bersiap-siap menghadapi wawancara.

    Proses wawancara ini berlangsung kurang lebih 30 menit, dengan percakapan full bahasa inggris. Walaupun pewawancara bukan native, tapi cara beliau bertanya terdengar sangat-sangat fasih bahasa inggris. Untung saja, semua pertanyaan yang diberikan saya paham dan saya berusaha menjawab dengan bahasa inggris yang secara grammar acak-adul dan cenderung berulang-ulang jawabannya. Menurut saya, semua pertanyaannya bisa dikatakan hampir sama, sehingga vocab yang keluar dari mulut saya ya itu-itu saja, jelas-jelas terasa minim kosa kata. Sesi wawancara ini saya akhiri dengan rasa semangat dan antusias sekali, pasalnya ini adalah momentum pertama saya mengalami wawancara dengan full bahasa inggris, dan tentu saja dengan perasaan nothing to lose, karena saya merasa sesi wawancaranya yang dialami berantakan cara saya menjawab, tapi ya sudahlah...jika rejeki tidak kemana, walaupun juga berharap.

    Kamis, 18 September 2025, Pukul 14.02 WIB, tiba-tiba saya dijapri panitia Pelatihan ini, dikirimi link Pelatihan Teknis Bimbingan dan Konseling. Karena saya sudah menyimpan nomor ini, saya langsung join saya sambil berharap-harap cemas. Karena penasaran, saya chat di group dan menanyakan apakah ini tidak salah kirim link join group? Apakah ini berarti saya lolos?, alhamdulillah tak selang berapa lama panitia mengkonfirmasi jika yang berada digroup tersebut adalah peserta yang lolos pelatihan. Saya..sangat...tidak...menyangka!! 

    Agar tidak punya banyak ekspektasi dalam proses belajar nanti, saya meyakinkan diri ini mungkin saya diterima pasti adalah nomor terakhir kemampuan bahasa inggrisnya. Saya yakin semuanya sangat jago-jago bahasa inggris, dan ini lah tantangan pertama saya dalam menghadapi pelatihan ini. Saya harus semangat untuk belajar lagi, terutama bahasa inggris. Semangat ini membuat saya untuk berusaha mempersiapkan diri dengan baik, salah satunya dengan berusaha komitmen untuk membuat tulisan diblog sebagai bentuk refleksi harian saya dalam mengikuti pelatihan ini.

    Dalam proses ini, saya jelas-jelas tidak mungkin hanya pasrah dan mengikuti alurnya saja, ada usaha keras untuk meraihnya. Mulai dari meluangkan waktu untuk menyiapkan berkas-berkasnya, berusaha keras untuk menulis esai dengan jujur dan sesuai dengan kondisi, belajar keras untuk mendapatkan sertifikat bahasa inggris baru di English Score yang ternyata sangat gampang sekali membuat sertifikat bahasa inggris yang diakui serta lebih murah daripada toefl dan bisa dilakukan dirumah, belajar untuk bicara bahasa inggris dengan berusaha memahami kembali esai yang saya tulis dan translate sebagai modal saya untuk wawancara, semuanya adalah sebuah proses pembelajaran yang harus saya alami untuk bisa mengikuti pelatihan ini.

    "Bagi saya, pelatihan bukan hanya kesempatan untuk mengembangkan diri, tetapi juga janji untuk membawa pulang sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak.", kalimat ini adalah salah yang tulis dijelang akhir tulisan saya. Saya ingin bisa membagikan apa yang sudah saya raih kepada orang lain, atau pun mempraktekan ilmu yang saya dapatkan untuk profesia saya, Guru Bimbingan dan Konseling. Ini adalah harapan saya, dan saya akan mencobanya. Bismillah... 

Continue reading Semangat Untuk Berguna Bagi Orang Lain (Sebuah Refleksi untuk Selalu Belajar)