Monday, September 22, 2025

Kita Memiliki Potensi, Namun Terkadang Kita Tidak Menyadari


    Hari pertama pelatihan, sebagai sebuah kegiatan pasti akan diawali dengan pembukaan. Dengan dihadari beberapa jajaran direktorat, acara ini dengan resmi dibuka untuk dimulai. Sebuah Pelatihan Teknis Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan dengan kerjasama dengan Monash University Australia yang didukung oleh LPDP. Setelah sesi pembukaan, kegiatan ini langsung digawangi oleh dosen dari Monash University, Mr. Andrew Brown dan Mr. Brad Blomfield. Karena digawangi oleh orang australia, sudah barang tentu kegiatan ini menggunakan full bahasa inggris.

    Kegiatan dimulai dengan ice breaking untuk saling mengenal, dimulai dengan perkenalan dilanjutkan dengan berkelompok sesuai dengan makanan kesukaan, serta diakhiri dengan saling menceritakan apa yang dilakukan selama sehari ketika menjadi Guru Bimbingan dan Konseling dan ternyata banyak hal-hal yang menarik, karena semua peserta berusaha untuk mengucapkan dengan bahasa inggris. Saya pribadi juga menyadari jika kemampuan speaking saya sangat terbatas, terbatas karena adanya perasaan takut untuk mengucapkan, takut salah, dan sebagainya. Tapi pelan-pelan, saya berusaha...i try.

    Kegiatan selanjutnya adalah dengan mengelompokkan diri agar bisa memunculkan sesi diskusi dalam kelompok kecil. Ada beberapa hal yang kami diskusikan, dimulai dengan menggali situasi dan kondisi yang ada disekolah, mulai dari tentang kondisi lingkungan, hingga dukungan sistem atau stakeholder khusunya dalam menghadapi siswa yang membutuhkan bantuan dengan kondisi kesehatan mentalnya. Banyak hal yang menarik muncul disini, karena masing-masing memiliki pendapat yang berbeda satu sama lain, walaupun kami mengerjakan pertanyaan yang sama namun masing-masing bisa memiliki hal yang berbeda. Dalam sesi ini juga memunculkan beberapa pernyataan yang menarik dan membangun kesadaran saya bahwa sesungguhnya kita memiliki potensi, dan kegiatan ini sebetulnya untuk memercikkan semangat untuk dapat mengubah. 

    Hari ini menurut saya adalah Hari H, hari untuk dapat belajar lebih banyak dari sebelumnya dengan sudut pandang yang lebih luas. Harapan saya, dengan adanya hari ini dapat semakin menyadari jika kedepan sesungguhnya saya mampu. Untuk menutup cerita hari ini, Ini sekedar foto Mr Andrew in action.


Continue reading Kita Memiliki Potensi, Namun Terkadang Kita Tidak Menyadari

Sunday, September 21, 2025

Upgrade Kemampuan Konseling agar dapat Melayani Murid dengan Baik

    
    Memulai dan menyiapkan diri untuk belajar tentang konseling, mungkin ini kesimpulan yang saya dapatkan ketika briefing sebelum kegiatan ini akan dimulai besok, 22 September 2025. Pertemuan pertama ini, saya mendapatkan banyak informasi tentang proses yang terjadi sebelum kami semua hadir disini. Terdapat 777 pendaftar, dari mereka hanya 170an yang secara administrasi lolos, namun disaring lagi menjadi 140an calon peserta. Dari jumlah tersebut, dilakukan wawancara dengan bahasa inggris yang akhirnya menemukan sejumlah 30 orang pilihan yang akan dididik dalam proses pembelajaran.
    Kompetitif sekali informasi yang saya dapatkan malam ini, dan diantara kami pun ada yang semakin bersemangat dengan vibes yang muncul setelah informasi tersebut. Sedangkan saya, setelah mendapatkan paparan dari Bu Ira, salah satu narasumber malam ini, justru mengambil kesimpulan bahwa di momentum ini kita harus bisa meng-upgrade diri untuk bisa memberikan layanan konseling yang baik serta membangun mindset bahwa peran Guru BK saat ini harus menambah porsinya dalam pengembangan diri siswa serta preventifnya. 
    Secara keilmuan, bayangan saya besok kami akan dapat materi tentang teknik konseling yang cukup efektif dalam mengungkap permasalahan siswa serta efektif membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya. Selain itu kesadaran Guru BK untuk lebih berperan dalam membantu pengembangan diri siswa juga harus ditingkat serta peran preventif Guru BK dalam layanan dasarnya akan diupgrade dengan memahami tentang Sosial Emosional Learning yang masuk dalam layanan dasar yang selalu guru BK sampaikan.
    Sepertinya akan banyak ilmu yang didapatkan nantinya, walaupun ada keraguan juga tentang apakah bisa efektif dalam memahami ilmu yang disampaikan oleh 2 dosen Monash University besok, tampaknya ini akan jadi tantangan yang menarik. Karena proses pembelajaran ilmu baru dengan bahasa yang lain juga membangun kemampuan kita dalam memahami sesuatu.
    Ada satu hal yang menarik ketika Pak Mukmin menyampaikan informasi, bahwa setiap peserta dalam kegiatan ini dibiayai oleh LPDP dan secara jumlah angka yang diberikan kepada peserta ternyata jumlahnya cukup untuk membayar kuliah saya kemarin 4 semester. Dari hal ini saya malah jadi mengambil kesimpulan juga bahwa sesungguhnya ini seperti beasiswa Pendidikan Profesi Konselor namun diberikan dengan waktu yang singkat. Semoga saya bisa menjalani ini semua. Dibawah ini adalah foto kami bersama panitia dan narasumber malam ini, semoga pembelajaran ini menarik dan menyenangkan.

Continue reading Upgrade Kemampuan Konseling agar dapat Melayani Murid dengan Baik

Saturday, September 20, 2025

Semangat Untuk Berguna Bagi Orang Lain (Sebuah Refleksi untuk Selalu Belajar)

 


"Nama saya Faiz Mudhokhi. Saya tumbuh dengan keyakinan sederhana: hidup ini adalah kesempatan untuk memberi manfaat atau dalam bahasa jawa “migunaning tumraping liyan”. Keyakinan itu yang akhirnya membawa saya menjadi seorang Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di SMKN 3 Yogyakarta, sekolah yang penuh dengan dinamika, cerita perjuangan siswa, dan harapan besar orang tua." 

    Begitu paragraf pertama yang saya tulis dalam esai personal statemen yang saya buat untuk mengikuti seleksi Program Pelatihan Teknik Bimbingan dan Konseling yang diadakan oleh Dirjen GTKPG Kemendikdasmen yang bekerja sama dengan LPDP dan pematerinya nanti dari Monash University Australia. Sebuah pelatihan yang persyaratannya menurut saya cukup menantang; mulai dari persyaratan toefl itp minimal 450, IPK S1 harus diatas 3,00; menurut saya kedua syarat ini sudah sangat mampu menyaring orang-orang untuk mendaftar. Bagi saya yang masuk kuliah ditahun 2003 dan lulus kuliah pada tahun 2009, IPK diatas 3,00 menurut saya hanyalah orang-orang ter-rajin terpilih saja, karena dia pasti ketika kuliah selalu rajin dan bahkan bisa jadi mereka orang-orang yang termasuk lulus S1 cukup 4 tahun saja, tidak seperti saya. Namun untung saja IPK saya pas banget untuk melebihi syarat tersebut, lebih 0,01 saja. 

    Jika berkaitan dengan angka toefl, bagi saya sih saya merasa itu bisa diusahakan dengan belajar saat ini, tidak dengan IPK yang jelas-jelas sudah sangat lampau untuk usaha merubahnya, walaupun IPK S2 saya 3,8 pas dan itu tidak bisa dipakai menjadi syarat agar mungkin saya bisa punya nilai plus karena IPK saya tinggi. Maka dengan bekal yang mepet, karena alhamdulillah Toefl ITP saya adalah 497 jadi saya punya standart minimal dan saya sedikit percaya diri untuk daftar, tak lupa restu atasan juga sangat dibutuhkan, maka saya juga sangat bersyukur jika atasan saya mengizinkan saya untuk mengikuti seleksi ini. 

    Proses seleksi ini menurut saya sangat cepat, tidak sampai 1 minggu, tiba-tiba ada invitation group WA masuk di group Seleksi Wawancara pelatihan ini, jelas-jelas saya sangat bersyukur, namun juga semakin tidak percaya diri karena proses wawancara menggunakan bahasa inggris. Setelah jadwal wawancara keluar, ada beberapa strategi yang segera saya lakukan, yaitu segera menterjemahkan esai yang sudah saya tulis, karena sepertinya ada keyakinan jika wawancara besok materinya adalah apa yang sudah saya tulis, dengan bekal itu saya bersiap-siap menghadapi wawancara.

    Proses wawancara ini berlangsung kurang lebih 30 menit, dengan percakapan full bahasa inggris. Walaupun pewawancara bukan native, tapi cara beliau bertanya terdengar sangat-sangat fasih bahasa inggris. Untung saja, semua pertanyaan yang diberikan saya paham dan saya berusaha menjawab dengan bahasa inggris yang secara grammar acak-adul dan cenderung berulang-ulang jawabannya. Menurut saya, semua pertanyaannya bisa dikatakan hampir sama, sehingga vocab yang keluar dari mulut saya ya itu-itu saja, jelas-jelas terasa minim kosa kata. Sesi wawancara ini saya akhiri dengan rasa semangat dan antusias sekali, pasalnya ini adalah momentum pertama saya mengalami wawancara dengan full bahasa inggris, dan tentu saja dengan perasaan nothing to lose, karena saya merasa sesi wawancaranya yang dialami berantakan cara saya menjawab, tapi ya sudahlah...jika rejeki tidak kemana, walaupun juga berharap.

    Kamis, 18 September 2025, Pukul 14.02 WIB, tiba-tiba saya dijapri panitia Pelatihan ini, dikirimi link Pelatihan Teknis Bimbingan dan Konseling. Karena saya sudah menyimpan nomor ini, saya langsung join saya sambil berharap-harap cemas. Karena penasaran, saya chat di group dan menanyakan apakah ini tidak salah kirim link join group? Apakah ini berarti saya lolos?, alhamdulillah tak selang berapa lama panitia mengkonfirmasi jika yang berada digroup tersebut adalah peserta yang lolos pelatihan. Saya..sangat...tidak...menyangka!! 

    Agar tidak punya banyak ekspektasi dalam proses belajar nanti, saya meyakinkan diri ini mungkin saya diterima pasti adalah nomor terakhir kemampuan bahasa inggrisnya. Saya yakin semuanya sangat jago-jago bahasa inggris, dan ini lah tantangan pertama saya dalam menghadapi pelatihan ini. Saya harus semangat untuk belajar lagi, terutama bahasa inggris. Semangat ini membuat saya untuk berusaha mempersiapkan diri dengan baik, salah satunya dengan berusaha komitmen untuk membuat tulisan diblog sebagai bentuk refleksi harian saya dalam mengikuti pelatihan ini.

    Dalam proses ini, saya jelas-jelas tidak mungkin hanya pasrah dan mengikuti alurnya saja, ada usaha keras untuk meraihnya. Mulai dari meluangkan waktu untuk menyiapkan berkas-berkasnya, berusaha keras untuk menulis esai dengan jujur dan sesuai dengan kondisi, belajar keras untuk mendapatkan sertifikat bahasa inggris baru di English Score yang ternyata sangat gampang sekali membuat sertifikat bahasa inggris yang diakui serta lebih murah daripada toefl dan bisa dilakukan dirumah, belajar untuk bicara bahasa inggris dengan berusaha memahami kembali esai yang saya tulis dan translate sebagai modal saya untuk wawancara, semuanya adalah sebuah proses pembelajaran yang harus saya alami untuk bisa mengikuti pelatihan ini.

    "Bagi saya, pelatihan bukan hanya kesempatan untuk mengembangkan diri, tetapi juga janji untuk membawa pulang sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak.", kalimat ini adalah salah yang tulis dijelang akhir tulisan saya. Saya ingin bisa membagikan apa yang sudah saya raih kepada orang lain, atau pun mempraktekan ilmu yang saya dapatkan untuk profesia saya, Guru Bimbingan dan Konseling. Ini adalah harapan saya, dan saya akan mencobanya. Bismillah... 

Continue reading Semangat Untuk Berguna Bagi Orang Lain (Sebuah Refleksi untuk Selalu Belajar)

Thursday, January 9, 2025

Setahun Mengambil "Mata Kuliah Manajemen Sekolah" : Sebuah Refleksi

 


Flashback ke 3 Januari 2024, adalah momentum dimana seharusnya saya secara seremonial mengambil Mata Kuliah ini, namun karena pada hari sebelumnya saya harus masuk UGD RS Panti Rapih karena terdeteksi lactose intolerance dengan gejala keracunan (pusing hebat dan mual-mual) akhirnya saya melewati salah satu milestone hidup ini. Melewati perjalanan mata kuliah yang satu ini dengan posisi menantang memang "ngeri-ngeri sedap" menurut saya. Pasalnya, ekspektasi awal saya mungkin perjalanannya akan sama seperti yang sudah-sudah, namun ternyata tantangannya semakin menantang, tapi sangat menyenangkan.


Saya pribadi merasa beruntung mendapatkan seorang "dosen" dan "asisten dosen" yang memiliki rekam jejak luar biasa serta diikuti reputasi luar biasa yang dapat diungkapkan oleh orang-orang yang mengenal beliau. Keduanya memiliki wawasan dan pengalaman yang jika dikolaborasikan, dan saya optimis, mampu mengguncang dunia praktisi Manajemen Sekolah. Tidak hanya sekali dua kali saya mendapatkan pencerahan dari permasalahan yang terjadi, namun bisa dikatakan berkali-kali mendapatkan pencerahan dari setiap permasalahan yang saya temui, dan keduanya memiliki karakteristik dan sudut pandang yang sangat menarik.


Keputusan mengambil mata kuliah ini merupakan hasil pertimbangan panjang, didasari dengan dukungan banyak kawan-kawan yang memang sering berinteraksi sejak beberapa tahun silam, ditambah dengan dukungan beberapa orang terdekat dilingkungan kampus kuning itu, membuat saya harus berdiskusi dengan orang-orang dirumah yang akan mendapatkan efek paling serius dengan keputusan untuk mengambil mata kuliah ini. Maka tak ayal jika saya akhirnya mau untuk mengambil mata kuliah ini, dengan berpasrah kepada teman-teman yang menginginkan saya mengambil mata kuliah luar biasa ini dan hasilnya keinginan mereka berhasil.


Setahun pertama di kelas ini, sesungguhnya cukup membuat tekanan batin dan mental, namun dengan sigap saya langsung menyadari jika perasaan tersebut normal dirasakan oleh seseorang yang berada disebuah tempat yang baru ditambah menghadapi seorang "dosen" dan "asisten dosen" yang baru namun berpengalaman, proses adaptasilah. Disatu sisi, saya juga bersyukur jika passion saya didunia marketing communication yang sudah bersemayam sejak aktif di UKM Musik Fakultas itu cukup menguatkan dan memberikan sugesti bahwa saya mampu untuk mendapatkan nilai A dalam mata kuliah ini, minimal dapat B+ lah seharusnya.


Seiring berjalannya waktu, mata kuliah yang pelaksanaan kuliah sit-in setiap hari rabu ini selalu memberikan pengetahuan baru ditambah dengan pendekatan Problem Based Learning serta Humanistik pada setiap tugas yang diberikan memberikan tantangan tersendiri dalam mengerjakannya. Ditambah dengan strategi yang diajarkan untuk melihat suatu permasalahan tidak hanya dari 2 sudut pandang saja membuat perkembangan dalam penguasaan mata kuliah ini semakin meningkat. Makanya dalam beberapa hal, saat ini saya merasa memiliki ada perubahan dalam “ber-ide” dan mengambil keputusan.


Dari sekian banyak point yang muncul ketika saya melakukan refleksi dengan mengikuti mata kuliah ini, salah satu yang paling saya sayangkan namun juga saya syukuri adalah keputusan saya untuk lebih memprioritaskan ambil mata kuliah, sehingga efeknya adalah proses pengerjaan tesis saya menjadi terhambat. Namun satu hal yang selalu yakini bahwa setiap pilihan selalu akan memberikan konsekuensi maupun hikmah, walaupun itu terasa terlambat, bagi saya mensyukuri semua yang sudah berlalu adalah tindakan terbaik daripada mengutuk dan menyesali tanpa membuat perubahan atau pilihan lain.


Kini, adalah tahun terakhir mata kuliah ini saya ambil…apa yang akan terjadi dan saya rasakan…saya jalani dulu..bismillah.

Continue reading Setahun Mengambil "Mata Kuliah Manajemen Sekolah" : Sebuah Refleksi

Tuesday, May 2, 2023

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 

Seorang pemimpin akan menghadapi berbagai permasalahan yang membutuhkan berbagai pertimbangan dari berbagai sudut pandang. Pratap Triloka dalam pendidikan sebagai sistem among yang diusung oleh KHD antara lain : Ing ngarsa sung tuladha , maknanya adalah, seorang guru menjadi teladan bagi muridnya. Ing madya mangun karsa, maknanya, seorang guru menjalin komunikasi yang baik dengan muridnya.
Pratap Triloka dapat diaplikasikan oleh seorang dalam pengambilan keputusannya, dengan harapan seorang pemimpin tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan, sehingga seorang pemimpin dapat meng-elaborasi permasalahan yang memerlukan keputusan agar dapat memberikan hal yang positif disekelilingnya.
Sebagai seorang Calon Guru Penggerak, ada harapan jika kita dapat tergerak, bergerak, menggerakan, setelah melaksanakan kegiatan ini. Nilai-nilai yang diharapkan dalam diri Guru Penggerak dapat menjadi pengaruh yang baik dalam diri kita untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam guru penggerak. Dengan hal tersebut, maka pengambilan keputusan dapat berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang sudah diajarkan.
Pelaksanaan kegiatan coaching yang sudah dilakukan oleh CGP dapat mendukung pengambilan keputusan yang nantinya akan dihadapi. Dengan berlatih menjadi coachee, coach, dan observer dalam kegiatan coaching yang sudah dipraktekan, secara penerapannya dapat membuat CGP untuk lebih berpikir secara komprehensif serta tidak menghakimi setiap pendapat atau pertanyaan yang masuk, karena setiap jawaban yang muncul selalu memiliki alasan yang tepat dalam melakukan pengambilan keputusan sehingga hasilnya dapat efektif.
Pembiasaan kesadaran aspek sosial dan emosional dan kemampuan guru untuk mengelola hal tersebut akan mendukung pengambilan keputusan khususnya dalam dilema etika yang akan dihadapi CGP nantinya akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang diharapkan memiliki nilai kebajikan serta nilai-nilai guru penggerak dengan adanya kemampuan sosial dan emosional akan membuat CGP tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusannya nanti.
Permasalahan yang muncul dalam bahasan studi kasus yang membahasa masalah bujukan moral dan dilema etika cukup memberikan pencerahan dengan permasalahan yang nyata akan dihadapi oleh CGP di sekolahnya. Karena hal tersebut sering terjadi disekitar tempat kerja CGP, sehingga nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang guru penggerak haruslah kuat serta lebih mengutamakan nilai kebajikan.
Pengambilan keputusan yang seharusnya dilakukan haruslah mampu menjawab semua bagian permasalahan yang muncul tanpa harus menyalahkan beberapa pihak. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan agar berdampak dengan terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman haruslah sesuai dengan nilai kebajikan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengutamakan etika dan moral yang berlaku, serta dengan bekerjasama dengan orang-orang yang memiliki keahlian atau kewenangan agar hasil pengambilan keputusan dapat diterima dengan baik.
Dalam kehidupan sekolah, selalu memiliki tantangan-tantangan yang harus mampu diselesaikan. Kepentingan beberapa individu dengan beberapa permasalahan atau kepentingan kelompok terkadang menjadi tantangan khusus dalam pengambilan keputusan. Selain itu, pandangan suatu peristiwa yang salah namun selalu dilakukan pembiaran sehingga menjadi suatu kebiasaan yang lazim juga menjadi salah satu tantangan, khusunya dalam kasus dilema etika. Namun pelan-pelan dengan perubahan paradigma yang ada di sekolah diharapkan dapat mereduksi pembiasaan yang salah dapat dipahami sebagi sesuatu yang memang seharusnya tidak dilakukan.
Berkaitan dengan murid-murid disekolah, pengambilan keputusan yang dilakukan khususnya dalam proses pembelajaran harusnya mulai diubah dengan sudut pandang berfokus pada kebutuhan murid atau kondisi yang sedang dialami oleh murid-murid. Dengan melakukan pengenalan lebih kepada murid-murid serta observasi yang baik dan bekerja sama dengan guru-guru lain untuk mengetahui kelas murid, dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang memerdekakan murid-murid. Mereka dapat merasakan kenyamana dan rasa menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Sebagai seorang guru sekaligus pemimpin pembelajaran haruslah mampu memberikan atau membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut, maka seorang pemimpin pembelajaran harus lebih banyak mendengar serta melihat kebiasaan atau keinginan atau kebutuhan murid. Kebiasaan ini yang harus dikuatkan sehingga keputusan yang diambil dapat memberikan sumbangsih kepada perkembangan peserta didik.
Seorang pemimpin, dalam melaksanakan pengambilan keputusan haruslah memahami nilai-nilai kebajikan yang ada disekitar, sekaligus juga memahami pratap triloka yang sudah disampaikan oleh KHD. Nilai-nilai guru penggerak juga harus dimiliki oleh seorang pemimpin sehingga tidak individual dalam pengambilan keputusan namun juga mau berkolaborasi, inovatif, serta juga berfokus pada murid-murid.
Dalam materi yang sudah dipelajari tentang dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, beberapa hal tersebut cukup memberikan pencerahan kepada CGP, khususnya dengan proses pengambilan keputusan yang harus dilakukannya. Hal yang menurut CGP akan membuat diluar dugaan adalah ketika kita menghadapi permasalahan dilema etika, karena permasalahan tersebut akan menemukan dua permasalahan yang keduanya sama-sama benar, namun kita harus mampu mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.
Sebelum mempelajari modul ini, pengalaman mengalami bujukan moral adalah ketika menjadi seorang ketua panitia yang dimana melihat tim sponsorship sudah berkorban tenaga, waktu, biaya pribadi untuk mendapatkan sponsor, namun apabila diberikan apresiasi yang lebih karena kontribusinya dapat menimbulkan kecemburuan yang ada dalam tim kepanitiaan. Namun dalam modul ini, dilema etika yang saya pelajari permasalahan yang muncul akan lebih bersifat semakin tipis antara salah dan benar, bahkan keduanya dapat dipandang benar dengan berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, kepekaan sosial dan emosional harus ditingkatkan agar keputusan-keputusan yang diambil dapat sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.
Setelah mempelajari konsep pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebijakan ini, membuat CGP akan lebih tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan. CGP harus melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Jika sebelumnya CGP terlihat emosional dalam pengambilan keputusan, maka perubahan yang dialami membuat CGP lebih bijaksana dalam pengambilan keputusan.
Materi dalam modul ini menjadi penting karena topik yang dipelajari akan dihadapi oleh CGP di sekolahnya nanti, sehingga ketika menjadi seorang pemimpin dapat lebih mempertimbangkan nilai-nilai kebajikan yang ada di sekitarnya serta pemahaman permasalahan yang sudah pernah ditemui atau dibaca dalam modul ini, sehingga dapat memberikan perubahan yang positif di lingkungannya.

Continue reading Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin